Siapkan Pemilih Pemula 2029, Pemkot Probolinggo Bentuk Kader Demokrasi dari Kalangan Pelajar 2025

Siapkan Pemilih Pemula 2029, Pemkot Probolinggo Bentuk Kader Demokrasi dari Kalangan Pelajar 2025," 8/12/2025 

Kota Probolinggo,"- kabarnegararepublikindonesia.com KANIGARAN, 8 Desember 2025-Pemerintah Kota Probolinggo melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menggelar Pembentukan Kader Demokrasi bagi perwakilan pengurus OSIS SMA/SMK/MA serta jenjang sederajat se-Kota Probolinggo pada Senin (8/12/2025) pagi di Aula Bakesbangpol. 

Sebanyak 60 siswa mengikuti kegiatan yang menjadi bagian akhir dari rangkaian Safari Pendidikan Politik tahun 2025, bertujuan memperkuat pemahaman generasi muda tentang pentingnya demokrasi dan mempersiapkan mereka sebagai pemilih pemula pada Pemilu Serentak 2029.

Acara ini menghadirkan tiga narasumber dari lembaga penyelenggara pemilu dan pemerhati demokrasi, yang menyampaikan materi secara menyeluruh mulai dari proses teknis pelaksanaan pemilu, fungsi pengawasan, hingga peran aktif generasi muda dalam menjaga nilai-nilai demokrasi yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan.

Ilmiyah, Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Probolinggo, membuka pemahaman peserta dengan membandingkan mekanisme pemilu nasional dengan pemilihan ketua OSIS atau ketua kelas di sekolah. 

Menurutnya, setiap proses demokrasi – baik di tingkat mikro maupun makro-harus berlandaskan aturan yang jelas dan transparan.

Banyak tahapan yang harus dilaksanakan dengan benar. Sama seperti ketika adik-adik memilih ketua OSIS atau kelas, ada pembentukan panitia, penetapan jadwal pelaksanaan, pendaftaran calon, penyampaian visi dan misi, serta aturan tata cara pemungutan suara yang jelas. 

Demikian pula dengan pemilu nasional, yang mencakup tahapan pendaftaran peserta, pemeriksaan kelengkapan berkas, verifikasi data faktual, hingga proses pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang harus memperhatikan kebutuhan seluruh segmen pemilih, termasuk lansia dan penyandang disabilitas yang memerlukan perlakuan khusus,” jelas Ilmiyah.

Ia berharap para siswa dapat terlibat aktif sebagai penyelenggara pemilu di masa depan, baik di lingkungan KPU maupun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). “Siapa tahu adik-adik kelak akan menjadi bagian dari penyelenggara pemilu. Oleh karena itu, pemahaman tentang prosesnya perlu dibangun sejak sekarang,” tambahnya.

Selanjutnya, Putut Gunawarman Fitrianta, Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Kota Probolinggo, mengapresiasi langkah Pemkot Probolinggo yang dinilai sangat strategis dalam mempersiapkan generasi muda untuk terlibat dalam pelaksanaan pemilu dan kehidupan demokrasi secara luas.

Ini merupakan program positif yang bertujuan mempersiapkan generasi muda agar mampu berperan aktif di ruang publik. Ke depan, KPU dan Bawaslu siap melakukan kunjungan rutin ke sekolah-sekolah untuk memperkuat pemahaman siswa terkait nilai-nilai demokrasi,” katanya.

Putut juga mengajak dukungan dari seluruh stakeholder, baik pemerintah maupun swasta, karena penguatan demokrasi tidak dapat berjalan sendiri tanpa kolaborasi bersama. 

Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan materi tentang etika berpolitik, tugas dan fungsi pengawasan pemilu, serta potensi kerawanan yang mungkin muncul dalam proses berdemokrasi. 

Menurutnya, generasi muda harus memahami bahwa demokrasi yang berkualitas harus dijalankan dengan kejujuran, kedamaian, dan tanpa konflik.

Salah satu hal menarik, tahun 2025 menjadi awal pembentukan Kader Demokrasi di Kota Probolinggo. Pada tahun 2026 mendatang, program ini akan dijalankan dengan lebih terstruktur melalui rancangan kegiatan jangka pendek, menengah, dan panjang,” ungkap Putut.

Materi terakhir disampaikan oleh Sukardi Mitho, Ketua Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Kota Probolinggo. 

Ia menegaskan bahwa pemilih pemula tidak hanya perlu memahami mekanisme pemilu sebagai peserta, tetapi juga harus mampu berperan sebagai agen perubahan bagi masyarakat.

Pemilih pemula harus mampu mengkonsolidasi diri, memahami berbagai isu yang berkaitan dengan demokrasi, dan berpartisipasi secara aktif tanpa harus selalu didorong oleh penyelenggara. Demokrasi harus diikuti dengan cara yang damai, santun, dan bebas dari konflik yang tidak perlu,” tegas Sukardi.

Ia juga mendorong para pelajar untuk membentuk komunitas demokrasi yang terorganisir dengan baik, tidak hanya untuk kalangan pelajar tetapi juga dapat menjangkau seluruh pemilih pemula di wilayah Kota Probolinggo.

Wawali Ina: Demokrasi Masa Depan Harus Mengintegrasikan Digitalisasi

Kegiatan yang dihadiri Wakil Wali Kota (Wawali) Probolinggo Ina Dwi Lestari ini menjadi puncak dari serangkaian Safari Pendidikan Politik yang telah digelar sepanjang tahun 2025 di berbagai sekolah di Kota Probolinggo. 

Dalam sambutannya, Ina memberikan penguatan khusus terkait pentingnya literasi demokrasi bagi generasi muda, terutama mereka yang akan menjadi pemilih pemula pada tahun 2029.

“Ini era digital, dan generasi Z serta generasi Alfa sangat dekat dengan media sosial. Oleh karena itu, pemahaman tentang demokrasi harus benar-benar dikuasai agar tidak terjebak oleh informasi salah atau praktik politik yang tidak bertanggung jawab. Pemilihan harus berasal dari hati yang tulus, sesuai dengan prinsip langsung, umum, bebas, dan rahasia. 

Di tahun 2029, adik-adik pasti akan membuat gebrakan besar dalam dunia politik. Mengapa banyak selebgram yang masih muda? Karena anak muda memiliki keunggulan dalam mengelola teknologi digital. Begitu juga dengan demokrasi di masa depan, pasti tidak akan terlepas dari perkembangan digitalisasi,” tutur Ina.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas pembentukan struktur kader demokrasi yang melibatkan perwakilan dari berbagai sekolah. Ia berharap struktur yang terbentuk tidak hanya sebatas formalitas, tetapi mampu menghasilkan program kerja tahunan yang memberikan manfaat nyata bagi lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.

Saya berharap hasil dari kegiatan hari ini tidak hanya berhenti di sini. Program kerja yang dirancang harus benar-benar berjalan, memberikan manfaat, dan menjadi bekal berharga bagi adik-adik untuk memahami pilihan-pilihan politik di masa depan,” ucapnya.

Pada sesi interaktif yang diadakan setelah penyampaian materi, Ina mengajukan pertanyaan seputar esensi sosialisasi demokrasi yang telah dilakukan ke sekolah-sekolah dan bahkan menyiapkan hadiah bagi siswa yang berani maju ke depan untuk berbagi pemikiran.

Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kota Probolinggo Sonhadji menegaskan bahwa pembentukan kader demokrasi merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas demokrasi di wilayah ini.

Ini adalah ikhtiar konkrit dari Pemerintah Kota Probolinggo untuk meningkatkan kualitas demokrasi. Anak-anak SMA/SMK/MA saat ini akan menjadi pemilih pemula pada tahun 2029, sehingga perlu diberikan pengetahuan dan pendidikan politik yang tepat agar mereka mampu mengajak teman sebaya untuk berpartisipasi secara positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

Sonhadji menekankan bahwa pendidikan politik tidak bertujuan membuat generasi muda menjauhi atau alergi terhadap politik, melainkan agar mereka memahami bahwa politik adalah sarana yang efektif untuk memberikan manfaat bagi masyarakat luas melalui pemilihan pemimpin dan wakil rakyat yang kompeten serta bertanggung jawab.

Tujuan utama dari pembentukan kader demokrasi ini adalah untuk mendidik anak-anak agar bisa menjadi penggerak perubahan di sekolah masing-masing. Ke depan, para kader ini akan terus mendapatkan bimbingan dan pendampingan dari Bakesbangpol, KPU, dan Bawaslu Kota Probolinggo,” pungkasnya.   (Han)

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama
SPONSOR